Jumat, 31 Oktober 2008

Kuteruskan artikel ini sebagai bagian ungkapan ketertarikanku terhadap pesan moral yang dikandungnya...

SENYUMLAH...

Kisah di bawah ini adalah kisah yang saya dapat dari milis alumni Jerman, atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana. Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, dan direnungkan seumur hidup.

Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi. Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap orang memilikinya.

Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling." Seluruh siswa diminta untuk pergi keluar dan memberikan senyumnya kepada tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka.

Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan di depan kelas.

Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir, tugas ini sangatlah mudah.

Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi ke restoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian, saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil mencari tempat duduk yang masih kosong.

Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang yang semula antri di belakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.

Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat mengapa mereka semua pada menyingkir? Saat berbalik itulah saya membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil! Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.

Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang "tersenyum" ke arah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap ke arah saya, seolah ia meminta agar saya dapat
menerima 'kehadirannya' di tempat itu.

Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan.

Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya.

Saya segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental,dan lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya. Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah sampai di depan counter.

Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan. Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona." Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh mereka (sudah menjadi aturan di restoran disini, jika ingin duduk di dalam restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli sesuatu).

Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan badan.
Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir semuanya sedang mengamati mereka...

Pada saat yang bersamaan, saya baru menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.

Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum dan minta diberikan dua paket makan pagi (di luar pesanan saya) dalam nampan terpisah.

Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan lainnya berjalan melingkari sudut ke arah meja yang telah dipilih kedua lelaki itu untuk beristirahat. . Saya letakkan nampan berisi makanan itu di atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini telah saya pesan untuk kalian berdua."

Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai basah berkaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak, nyonya."

Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian,Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ke telinga saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian." Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya merengkuh kedua lelaki itu.

Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya,
yang tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata "Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak2ku!"

Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur dan menyadari, bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain yang sedang sangat membutuhkan.

Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan' dengan kami. Salah satu di antaranya, seorang bapak, memegangi tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi kesempatan olehNYA,
saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan tadi kepada kami."

Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat ke arah kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin kami, mereka langsung menoleh ke arah kami sambil tersenyum, lalu melambai2kan tangannya ke arah kami. Dalam perjalanan pulang saya merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh saya.

Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!

Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini di tangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata, "Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?" dengan senang hati saya mengiyakan.

Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian
dari kelas untuk membacakan paper saya. Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan belakang di dekat saya di antaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan perasaan harunya.

Di akhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis di akhir paper saya.

"Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa 'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."
Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku, dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai mahasiswi.
Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."


Orang bijak mengatakan: Banyak orang yang datang dan pergi dari kehidupanmu, tetapi hanya 'sahabat yang bijak' yang akan meninggalkan JEJAK di dalam hatimu. Untuk berinteraksi dengan dirimu, gunakan nalarmu. Tetapi untuk berinteraksi dengan orang lain, gunakan HATImu! Orang yang kehilangan uang, akan kehilangan banyak, orang yang kehilangan teman, akan kehilangan lebih banyak! Tapi orang yang kehilangan keyakinan, akan kehilangan semuanya!
Tuhan menjamin akan memberikan kepada setiap hewan makanan bagi mereka, tetapi DIA tidak melemparkan makanan itu ke dalam sarang mereka, hewan itu tetap harus BERIKHTIAR untuk bisa mendapatkannya.

Orang-orang muda yang 'cantik' adalah hasil kerja alam, tetapi orang-orang tua yang 'cantik' adalah hasil karya seni. Belajarlah dari PENGALAMAN MEREKA, karena engkau tidak dapat hidup cukup lama untuk bisa mendapatkan semua itu dari pengalaman dirimu sendiri...generasi perang pikiran...
Memaafkan itu indah.

Memaafkan itu melegakan dan membahagiakan. Dalam interaksi kita dengan orang lain
selalu saja ada hal-hal yang mungkin menimbulkan perselisihan. Hal itu
wajar dan normal karena setiap manusia senantiasa melihat segala
sesuatu dari sudut pandangnya masing-masing.

Lantas apa yang akan terjadi kalau kita harus selalu membalas rasa sakit hati kita? Bukankah
saling membalas hanya akan membuat masalahnya menjadi lebih rumit lagi?
Bukankah yang akan tercipta adalah sebuah lingkaran setan?

Kalau begitu tugas kita sesungguhnya adalah memutuskan lingkaran tersebut
dengan tindakan memaafkan. Namun memaafkan sangat sulit dilakukan
semata-mata karena mitos bahwa memaafkan hanya menguntungkan orang
lain. Mitos ini salah dan harus diruntuhkan...generasi perang pikiran...
Setiap manusia tak akan luput dari berbuat salah. Namun apa yang Anda
lakukan dengan kesalahan jauh lebih penting. Kalau Anda hanya mengeluh
dan menyesali apa yang telah Anda lakukan, maka Anda telah rugi dua
kali. Kerugian pertama, adalah dari kesalahan Anda. Kerugian kedua
adalah pada perasaan negatif yang ditimbulkannya.

Namun, kalau Anda bisa menerima kesalahan dan mengambil pelajaran dari
sebuah kesalahan, maka kesalahan itu pada hakekatnya sudah berubah
menjadi sebuah pelajaran, menjadi kebaikan. Karena bukankah segala
sesuatu yang membuat Anda menjadi lebih baik sebenarnya adalah sebuah
kebaikan...? ??...generasi perang pikiran...
Dua nelayan asal Desa Mantang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri, tewas disambar petir, Sabtu sekitar pukul 03.30 wib (1/11-2008).
Kedua nelayan itu adalah Abdurahman (33) dan Suhadi (30). Tubuh mereka seperti mengalami luka bakar.
"Mereka disambar petir saat berada di atas perahu," kata Wakil Kepala Polisi Sektor (Waka Polsek) Bintan Timur, Ipda Hendrayanto.
Sementara nelayan lain, Saidi (28), selamat meski satu perahu dengan Abdurahman dan Suhadi.
Namun Saidi mengalami depresi berat setelah melihat kedua rekannya tewas di hadapannya. Saat ini Saidi sudah berada di rumahnya.
"Mereka bertiga melaut sejak sehari sebelum peristiwa maut itu terjadi," katanya.
Berdasarkan keterangan warga, ketiga warga Desa Mantang itu berangkat dengan menggunakan perahu tradisional pada Jumat sore (31/10).
Saidi bersama kedua rekannya mencari ikan di sekitar perairan Mapur, Kecamatan Bintan Pesisir, Kabupaten Bintan.
Kemudian mereka memutuskan tidak melanjutkan mencari ikan karena cuaca buruk. Bersama nelayan Kabupaten Bintan lainnya, mereka merapat di tepi pantai Berkapur, Kecamatan Bintan Pesisir.
"Mereka berteduh karena hujan lebat yang disertai angin ribut," kata Hendrayanto.
Abdurahman dan Suhadi duduk berdekatan, sementara Saidi menyendiri meski mereka masih berada dalam satu perahu saat hujan lebat yang disertai petir.
Petir dengan suara kuat yang disertai kilat tiba-tiba menyambar Abdulrahman dan Suhadi. Mereka langsung jatuh dengan tubuh seperti terbakar.
Peristiwa itu mengejutkan para nelayan yang berteduh di tepi pantai Berkapur. Mereka berteriak histeris melihat rekannya tewas disambar petir...ANTARA...
Yesterday is a History...

Tommorow is a Mistery...

Today is a gift...

That's why we call it PRESENT...

Hidup adalah hari ini. Karena itu tak ada yang lebih penting
dibandingkan dengan hari ini. Hari ini adalah sesuatu yang nyata, yang
real...

Hari ini adalah hadiah terbesar yang diberikan Tuhan kepada kita. Kalau
kita menyadari hal ini, maka kita tidak akan melewatkan satu moment-pun
dalam kehidupan kita. Kita akan benar-benar masuk dalam ke-kini-an dan
terserap ke dalam apapun yang sedang kita lakukan. Dengan demikian,
hidup akan terasa begitu indah.
Alkisah 3 (tiga) orang perempuan (orang Jawa, Menado dan Papua) naik
pesawat terbang dari Jayapura ke Jakarta.
Tiba-tiba ditengah perjalanan pesawat oleng dan rasanya mau jatuh.

Seketika perempuan Jawa tadi ambil bedak dan gincu berdandan cantik
sekali, temannya disebelah bingung dan
bertanya, "Kenapa koq dandan?"
Dia bilang, "Biasa kalau pesawat mau jatuh yang ditolong pertama kan yang
paling cantik."

Aehhh..perempuan Menado disebelahnya ga bisa terima, lalu dia angkat
roknya sampai tinggi.
Teman disebelahnya tanya, "Kenapa kau angkat rok sampai tinggi begitu?"

Dia jawab, "Biasa kalau pesawat jatuh yang pertama ditolong kan yang
pahanya putih-putih. "

Hehhh..perempuan Papua sudah emosi sekali mendengar ocehan kedua teman
disebelahnya.

Dia lalu membuka baju dan telanjang bulattt..... ...semuanya tampak hitam.

Kedua temannya kaget dan bertanya, "Kenapa telanjang bulat gitu?"

Dengan enteng dia jawab,
"Biasa kalau pesawat jatuh yang paling pertama dicari kan KOTAK HITAM."...generasi perang pikiran...
Ada tiga pertanyaan penting yang perlu Anda renungkan dalam hidup:

1. Kapan waktu terbaik untuk melakukan setiap hal..???

2. Siapa orang yang paling penting bagi Anda..???

3. Apa yang paling penting Anda lakukan..??

Anda Ingin tahu jawabannya.. ??..

1. Waktu yang terbaik adalah sekarang...

2. Orang yang paling penting, adalah orang yang saat ini berada bersama Anda...

3. Hal yang paling penting untuk dilakukan adalah membuat orang yang berada disamping Anda berbahagia.. .

So.. Make it happen's...
Kalau Anda ingin menyembuhkan dunia yang sakit, maka Anda harus
memulainya dari diri Anda sendiri. Mulailah dengan cinta karena hanya
cintalah yang dapat mengubah segalanya.
Namun sayangnya ketika bicara tentang cinta semua orang berpikir
bagaimana caranya agar dicintai. Padahal yang terpenting di dunia ini
bukanlah dicintai melainkan mencintai.
Dunia hanya akan menjadi lebih baik bila setiap orang berusaha untuk
lebih mencintai orang lain. Dan bukankah belum beriman seseorang
sebelum ia mengasihi saudaranya sebagaimana ia mengasihi dirinya
sendiri?...generasi perang pikiran...
Ada empat pertanyaan yang paling essensial didalam hidup... dan perlu terus Kita renungkan...

Pertama, Siapa diri Kita..???

Kedua, Darimana Kita berasal..??

Ketiga, Apa yang sedang kita lakukan sekarang..?? ?

dan terakhir, Kemana Kita akan pergi..??

Coba Anda renungkan 4 pertanyaan ini... Karena jawabnya ada didalam
diri Kita masing-masing. .. Dengan menjawab empat pertanyaan tersebut,
Kita akan tahu apa yang penting dan apa yang tidak penting dalam hidup
ini...

Semoga Kita menjadi orang-orang yang mawas diri dalam menjalani hidup lewat 4 pertanyaan ringkas ini...
ANTIPATI terhadap tulisan yang bermakna ilmu pengetahuan adalah satu persen dari kotoran tubuh yang harus dibuang. Sedangkan membaca adalah gizi yang didistribusikan ke otak besar hingga menghasilkan 99 persen manusia cerdas...Percaya???

Teman sebelah bilang, menjadi manusia cerdas tidak harus selalu membaca. Lebih dipercaya manusia cerdas lahir karena memiliki banyak pengalaman hidup. Benarkah???

Lantas teman belakang bilang, pengalaman hidup adalah nutrisi yang dihasilkan dari pratek kehidupan. Tanpa didasari teori. praktek kehidupan akan menghasilkan banyak korban. Paling kecil, korban perasaan. Lantas bagaimana meng-input teori sebelum beraksi???

Dalam Al Qur'an yang tak terbantahkan, Allah berpesan: IQRO' yang bermakna bacalah!!! Singkat, tegas dan bermakna ilmu pengetahuan.Yakin???
Teman tengah bertanya, apa hubungan teori dengan pengalaman hidup?Jawabannya satu, teori didapat dari pengalaman hidup dari orang-orang terdahulu yang mungkin hanya bisa berkomunikasi tapi tidak dapat membaca.

Teori itu dimuat dalam bentuk tulisan sehingga menjadi bagian dari sejarah...Semakin banyak pengalaman hidup yang dituangkan berbagai manusia cerdas dalam bentuk tulisan, maka semakin sering terjadi perubahan sejarah. ...generasi perang pikiran....
"Mulailah sesuatu dari yang kecil...." Pernah dengar kalimat itu?Aku pernah mendengarnya dari seorang cendekiawan.

Kalimat itu memang ringkas, tapi tanpa kalimat itu maka aku tidak bisa memperluas tulisan. Nggak mungkin aku bisa langsung menulis satu, dua atau tiga alinea sebelum aku memulainya dengan satu huruf...Benarkah???

Manusia juga tidak langsung besar keluar dari rahim ibunya. Dimulai dengan sebutan bayi, batita, balita, remaja, dewasa dan tua. Kalau dilihat dari ukuran, maka manusia lahir dengan ukuran kecil, sedang dan besar. Tumbuhan dan hewan juga mengalami pertumbuhan yang alami , sama seperti manusia.

Sekolah? Apakah aku atau kamu langsung sekolah di perguruan tinggi tanpa menginjak bangku sekolah dasar, sekolah menengah dan tinggi? Jawabannya bisa "iya" jika perguruan tingginya dinamankan perguruan tinggi luar biasa...he...he...

Bagaimana dengan masalah kehidupan???Masalah tidak akan besar jika tidak diperbesar. Akan kecil jika diperkecil. Karena itu jangan besar-besarkan masalah.Masalah lebih mudah diperbesar dibanding diperkecil. Karena di dalam masalah ada banyak kepentingan.

Percayalah: diantara masalah ada iblis penggoda.Apa solusinya??? Mudah!!! Pertama, berniat ingin menyelesaikan masalah. Kemudian kembalikan semua masalah kepada Allah yang Maha Tahu.

Pelajari objek masalah yang dihadapi. Jangan mempersulit atau melibatkan diri terhadap masalah yang sama sekali tidak dimengerti. Pelajarilah objek masalah dari yang kecil hingga dapat akar permasalahan sebenarnya.Yang penting lepaskan egosentris dalam menyelesaikan masalah...generasi perang pikiran...
Siapakah orang yang sibuk?
Orang yang sibuk adalah orang yang tidak mengambil berat akan waktu solatnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan seperti kerajaan Nabi Sulaiman a.s
Siapakah orang yang manis senyumannya?
Orang yang mempunyai senyuman yang manis adalah orang yang ditimpa musibah lalu dia kata "Inna lillahi wainna illaihi rajiuun." Lalu sambil berkata,"Ya Rabbi Aku redha dengan ketentuanMu ini", sambil mengukir senyuman.
Siapakah orang yang kaya?
Orang yang kaya adalah orang yang bersyukur dengan apa yang ada dan tidak lupa akan kenikmatan dunia yang sementara ini.
Siapakah orang yang miskin?
Orang yang miskin adalah orang tidak puas dengan nikmat yang ada sentiasa menumpuk-numpukkan harta.
Siapakah orang yang rugi?
Orang yang rugi adalah orang yang sudah sampai usia pertengahan namun masih berat untuk melakukan ibadat dan amal-amal kebaikan.
Siapakah orang yang paling cantik?
Orang yang paling cantik adalah orang yang mempunyai akhlak yang baik.
Siapakah orang yang mempunyai rumah yang paling luas?
Orang yang mempunyai rumah yang p ali ng luas adalah orang yang mati membawa amal-amal kebaikan di mana kuburnya akan di perluaskan saujana mata memandang.
Siapakah orang yang mempunyai rumah yang sempit lagi dihimpit?
Orang yang mempunyai rumah yang sempit adalah orang yang mati tidak membawa amal-amal kebaikkan lalu kuburnya menghimpitnya.
Siapakah orang yang mempunyai akal?
Orang yang mempunyai akal adalah orang-orang yang menghuni syurga kelak kerana telah mengunakan akal...generasi perang pikiran...

Penebang Kayu

Suatu hari ada seorang penebang kayu yang kehilangan kapaknya yang terjatuh kesungai. Dia menangis karena ia tidak dapat memberikan nafkah untuk keluarganya. Lalu Dia berdoa kepada Tuhan. Tak lama kemudian, Tuhan mengirimkan malaikatNya.
Sang Malaikat berkata : “Mengapa kamu menangis?"
Si penebang kayu sambil terisak menceritakan bahwa kapak sebagai sumber
penghasilan satu-satunya telah jatuh kesungai. Setelah mendengar cerita penebang kayu, Malaikat tsb menghilang dan muncul kembali membawa kapak emas.
"Apakah ini kapakmu?"
"Bukan, Tuan".
Lalu Malaikat itu menghilang dan muncul kembali membawa kapak perak.
"Apakah ini kapakmu?"
"Bukan, Tuan"
Lalu Malaikat mengeluarkan sebuah kapak yang jelek dengan pegangan kayu dan mata besi.
"Apakah ini kapakmu?"
"Ya, Tuan, benar ini kapak saya"
Malaikat itu kemudian berkata: "Kamu orang jujur, karena itu Aku akan
memberikan ketiga kapak ini untukmu sebagai upah kejujuranmu" .
Lelaki itu sangat bersyukur dan pulang dengan gembira.
Beberapa hari kemudian ketika sedang menyeberang sungai, istrinya terjatuh dan hanyut.
Lagi, si penebang kayu menangis dan berdoa. Kemudian Tuhan kembali mengutus Malaikat yang dulu.
"Mengapa kamu menangis?"
"Istri saya satu-satunya yang sangat saya cintai terjatuh ke sungai, Malaikat".
Lalu Malaikat menghilang ke dalam sungai dan muncul kembali dengan
membawa Jennifer Lopez.
"Apakah ini istrimu?"
"Ya, Tuan".
Malaikat tersebut kemudian marah dan berkata: "Kamu berbohong, kemana perginya kejujuranmu? "
Lelaki itu dengan takut dan gemetar berkata, "Tuan, seandainya saya tadi menjawab tidak, Tuan akan kembali dengan membawa
Britney Spears atau lainnya, dan jika saat itu saya juga menjawab tidak, Tuan akan kembali membawa istri saya yang asli, dan jika ketika itu saya menjawab iya,
Tuan akan memberikan ketiganya untuk menjadi istri saya. Saya ini orang miskin Tuan, tidak mungkin saya bisa membahagiakan tiga orang istri…"
Sang Malaikat pun tertawa, termasuk....

Kamis, 30 Oktober 2008

Terjerat Derita "di Negeri Ringgit"

Siti Murifah, 28 tahun, hanya dapat berdiri, memegang dinding di ruang perehatan (istirahat) rumah Singgah Engku Putri Kepri di Tanjungpinang.

Sesekali giginya merapat, wajahnya sendu menahan perih. Ia bahkan tidak dapat mandi karena ada luka di tubuhnya.

Mata sebelah kiri Siti membiru, sedikit membengkak akibat pukulan benda tumpul.

"Sakit. Sakit sekali," kata Siti menjerit menahan sakit, Kamis.

Jari tangan kanannya digenggam kuat menahan sakit, sementara jari jemari tangan kirinya tidak dapat digerakkan karena keseleo.

"Seumur hidup, baru sekali ini aku dianiaya orang Malaysia," ucap Siti yang telah dua hari mengenakan pakaian bercorak batik.

Dua bulan lalu, ibu beranak dua itu masih segar berada di kampungnya, Jember, Provinsi Jawa Timur (Jatim). Siti hidup bahagia meski serba kekurangan.

Ia masih dapat memberikan kasih sayang kepada suami dan kedua anaknya.

Pendapatan sehari-hari suaminya yang bekerja sebagai buruh tidak dapat menutupi kebutuhan keluarga.

Kondisi itu membuat Siti tidak tahan. Ia ingin membantu suaminya mencari nafkah keluarga.

Tidak ada lowongan kerja bagi dia yang hanya tamatan sekolah dasar.

Tawaran kerja sebagai pembantu rumah tangga dari Pak Kus, seorang tekong TKI di Jember membuatnya tergiur. Pikirannya semakin buyar setelah diiming-imingi uang ringgit Malaysia.

Apalagi, Siti tidak dikenakan biaya sedikit pun untuk menjadi TKI di Malaysia.

"Uang ringgit itu nilainya lebih besar dari rupiah. Itu buat aku tergiur," katanya.

Pak Kus mengurus paspor yang dibutuhkan Siti untuk sampai di Malaysia. Paspos yang dibuat Pak Kus ternyata bukan paspor tenaga kerja, melainkan paspor wisata.

Pak Kus mendapat untung karena berhasil merayu Siti menjadi TKI. Pada 28 Juli 2008 Siti diantar ke rumah Elo, salah seorang tekong TKI di Tanjungpinang.

Siti diajarkan Elo untuk membohongi petugas Imigrasi pelabuhan Sri Bintan Pura, Kota Tanjungpinang yang menanyakan tujuannya ke Malaysia.

"Aku disuruh jawab ke Malaysia hanya untuk main-main, bukan kerja," katanya.

Petugas Imigrasi tidak mencurigainya. Siti pun tiba di Malaysia.

"Di Malaysia ada tekong TKI yang jahat," ujarnya.

Selama 15 hari Siti berada di penampungan TKI di Johor, Malaysia. Selama itu pula ia menerima siksaan dan ancaman dari agen TKI. Paspornya juga ditahan agen TKI tersebut.

Sayangnya, Siti tidak mengetahui identitas dan alamat agen TKI di Malaysia tersebut.

"Setiap kali aku tanya kapan mulai bekerja, hanya dijawab dengan pukulan, makian dan ancaman," kata dia.

Hingga akhirnya Siti bekerja sebagai pembantu rumah tangga di sebuah keluarga. Kehidupannya mulai berubah.

"Aku tak tahu nama majikanku," katanya.

Majikannya cukup baik dan memperhatikan keluarganya di Jember. Baru 15 hari bekerja, Siti dapat mengirimkan uang sebesar 300 ringgit Malaysia. Padahal sesuai perjanjian, gajinya sebesar 600 ringgit Malaysia harus dipotong selama enam bulan.

"Majikan beri bonus, karena aku rajin dan patuh," katanya.

Tapi sayang, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Siti kembali mengalami siksaan dari agen TKI di Johor, Malaysia.

Paspor milik Siti yang ditahan agen TKI di Johor dipertanyakan majikan. Majikan mengeluhkan permasalahan itu kepada agen.

Lagi-lagi Siti disuruh berbohong. Agen yang menyalurkan Siti bekerja di Malaysia memerintahkan Siti berbohong kepada Konsulat Jenderal RI. Ia diminta membuat laporan palsu bahwa paspornya hilang ketika rumah majikannya dirampok.

"Aku menolaknya," katanya.

Penolakan itu berakibat buruk bagi Siti. Agen TKI itu kembali menganiaya Siti. Siti ditendang hingga tulang belakang badannya retak dan tangannya dipelintir hingga keseleo.

"Wajahku dipukul berulang-ulang. Dia seperti bukan manusia," ujarnya.

Karena merasa tidak tahan, Siti minta ampun kepada agen TKI tersebut dan bersedia membuat laporan palsu kepada Konsulat Jenderak RI di Malaysia.

"Aku malah melaporkan perbuatan agen TKI tersebut dan minta perlindungan konsul," kata dia.

Selama dalam perlindungan Konsulat Jenderal RI di Malaysia, Siti bertemu dengan Suharti, 16 tahun, TKI asal Flores yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Batu Pahat, Malaysia.

Meski belum sempat menikmati ringgit setelah tiga bulan bekerja di Batu Pahat, Malaysia, Suharti lebih beruntung dibanding Siti karena berhasil melarikan diri dari Ameng, majikannya berulang kali berusaha memperkosanya.

"Sudah tiga kali majikan berusaha memperkosa aku, tapi tak berhasil karena aku menjerit," kata Suharti.

Ameng seperti berlagak seperti seorang suami yang baik di hadapan istrinya. Namun setiap kali istrinya tidak berada di rumah, Ameng mulai merayu Suharti.

Rayuan Ameng tidak direspon Suharti hingga akhirnya Ameng menggunakan cara yang sedikit memaksa.

"Tiga kali sudah cukup aku melawannya. Kemudian aku laporkan ke polisi. Polisi Malaysia menyerahkan aku kepada Konsulat Jenderal RI," ujarnya.

Wanita bertubuh ramping itu mengaku tidak dapat menulis dan membaca. Usia di dalam paspornya dipalsukan atau ditambah menjadi 19 tahun agar dapat bekerja di Malaysia.

Ia tidak mengeluarkan biaya sedikit pun untuk bekerja di Malaysia.

"Karena itu gaji sebesar 600 ringgit per bulan dipotong selama enam bulan," katanya.

Siti dan Hartini merasa jera bekerja di Malaysia.

"Tak dapat untung, tapi malah disiksa. Lebih baik usaha kecil-kecilan di kampung," kata Siti.

Humas Rumah Singgah Engku Putri Kepri, Lalu Ahmad Radian mengatakan, Siti dan Suharti akan dipulangkan ke kampungnya setelah mendapatkan perawatan medis.

"Paling lama mereka berada di Tanjungpinang dua minggu," kata Lalu.

Berdasar data korban perdagangan orang yang dimiliki Rumah Singah Engku Putri, sebagian besar korban perdagangan orang berasal dari TKI (wanita).

Kasus yang dialami TKI antara penganiayaan, kerja paksa dan penipuan.

Tahun 2007 korban perdagangan orang yang ditangani Rumah Singgah Engku Putri sebanyak 117 orang, sedangkan tahun 2008 sebanyak 189 orang.

"Sekitar 90 persen korban perdagangan orang yang kami tangani adalah mantan TKI," katanya.

Berdasarkan data Imigrasi Tanjungpinang, jumlah TKI bermasalah yang diusir dari Malaysia menuju Tanjungpinang pada Januari-September tahun 2008 sebanyak 26.122 orang, terdiri dari laki-laki sebanyak 18.942 orang, perempuan 6.830 orang dan anak-anak 350 orang.

Sebagian besar TKI bermasalah menggunakan paspor wisata untuk bekerja di Malaysia.(*)