Jumat, 23 Januari 2009

Kiamatkah???

Perang Gaza dalam Lensa Kiamat...Oleh: Hermanto Harun (Mahasiswa Program S-3, Ph.D., University Kebangsaan Malaysia).

Seorang akademisi Prancis yang berdarah Yahudi, Andre Nocy mengungkapkan
gumamnya atas ekspansi Zionis Isreal ke Gaza, bahwa kebiadaban Zionis
Israel di Gaza sekarang ini persis sama dengan perilaku kebiadaban yang
pernah dilakukan Adolf Hitler terhadap sebagian negara Eropa.

Kemudian, Andre juga mengucapkan do’a “celakalah bagi Israel, saya sungguh
malu atas perilaku mereka dan semoga tuhan melaknat mereka
selama-lamanya” . Ungkapan yang dirilis oleh al-Jazeera (13/10/2009) yang
dikutip dari Quds Press tersebut setidaknya menunjukkan bahwa dari
kalangan Yahudi sendiri sudah muak dengan kebiadaan Zionis Israel
sekarang. Bagaimana tidak, sampai sa’at ini, hari ke 21 (17/01/2009)
kekejaman militer Zionis di Gaza tersebut telah menelan korban 5300 orang
lebih, 4300 orang luka-luka dan 1170 syuhada. Dari jumlah para syuhada
tersebut, 410 anak-anak, 110 perempuan dan 100 orang usia senja. Dari
semua jumlah korban baik yang syahid maupun yang luka, hampir 50 persen
korbannya adalah anak-anak dan kaum perempuan (alqassam.ps) .

Kebrutalan Zionis di negeri tiga agama itu tidak hanya sebatas paradigma
perang, akan tetapi sudah memasuki ranah pembantaian etnis (al-harb
al-ibadah) atau yang disebut seorang ahli hukum Polandia, Raphael Lemkin
dengan istilah Genocida. Dalam bukunya Axis Rule in Occupied Europe
(1944), Lemkin mengartikan Genosida sebagai sebuah pembantaian
besar-besaran sistematis terhadap satu suku bangsa atau kelompok dengan
maksud memunahkan bangsa tersebut.

Istilah Genosida memang tepat untuk potret kebiadaban Zionis Israel, mengingat sejarah berdirinya Israel sangat identik dengan perilaku barbaristik yang setiap jengkal
terotorialnya digaransikan dengan darah rakyat Palestina.

Jika ditelisik dalam lensa sejarah, lakon Zionis Yahudi di tanah Palestina
sekarang bukanlah hal yang baru, mengingat konflik Palestina-Israel
bukanlah konflik satu bangsa dengan bangsa lain, tapi konflik peradaban,
atau bahkan konflik agama yang telah direkam sejarah dalam usia
panjangnya.

Bentangan sejarah perilaku congkak Yahudi dibuktikan dengan
memusuhi semua ras besar dunia. Konflik antara Nabi Muhammad saw dengan
kaum Yahudi di Madinah, konflik antara Yahudi dan Romawi, konflik antara
Yahudi dengan negara-negara Eropa, konflik antara Musa dengan Fir'aun,
bahkan konflik antara nabi Yusuf dengan saudara-saudarnaya.

Lakon kebiadaban Israel saat ini hanyalah pengulangan peristiwa, semenjak era
Perang Arab, pembakaran Masjid al-Aqsha, tragedi Sabra Satila, Intifadhah
akhir 80-an, tragedi al-Khalil Hebron, penembakan Muhammad al-Durrah,
pembunuhan Syekh Ahmad Yasin dan Abdul Aziz Rantisi dan pejuang Palestina
lainya. Perbedaan keganasan Israel sekarang dengan yang terdahulu hanya
pada waktu dan pelaku.

Dalam perjalanannya, keberadaan Zionis Isreal memang selalu bersama aliran
darah. Semenjak terbentuk pada 1897 dan diproklamasikan di Swiss yang
akhirnya membuat keputusan bahwa bangsa Yahudi harus kembali ke Palestina,
maka dari sana cerita simbahan darah rakyat Palestina selalu menjadi tinta
dalam kelam sejarah. Bermula dari kongres di Swiss hingga terbentuknya
negara Israel Raya 1948 yang didudukung sepenuh oleh negera-negara Barat,
perilaku bangsa ”kera” tersebut selalu membuat ulah.

Hingga hari ini, kebejatan Israel terhadap rakyat Palestina seolah hanya menjadi cerita
yang tidak berarti bagi dunia. Bangsa Barat bahkan ikut merestui
kepongahan Israel dengan tanpa reserve. Hak Asasi Manusia yang didewakan
oleh pengagum Barat, hanya berlaku bagi kesalahan ras dan bangsa lain
terhadap Yahudi, namun tidak bermakna apapun, jika kejahatan Yahudi bagi
bangsa selain mereka.

Lantas, kita patut bertanya, apakah kekejaman dan kebiadaban Zionis Yahudi terhadap bangsa Palestina tersebut sebatas persoalan politik, sebagaimana yang dikampanyekan kaum liberal di
Indonesia dalam menjustifikasi penegasan Ehud Olmert, bahwa target mereka
hanyalah menumbangkan Hamas. Atau konflik dalam pentas sejarah ini sudah
marasuki wilayah agama?

Jika melihat persepsi sejarah, sulit menapikan bahwa kucuran darah yang
selalu mengalir di bumi Palestina tersebut hanya bermotif politik semata.
Sebab berdirinya Israel tahun 1948 merupakan mimpi besar Yahudi sejak masa
Musa, Dawud, Sulaiman, bahkan zaman Nabi Muhammad saw. Yahudi sangat
membutuhkan "Kerajaan Bani Israil" untuk mengalahkan ras selain mereka.

Dan ketika Yahudi menakulkkan al-Quds pada tahun 1967, pasukan Israel
berkumpul di tembok ratapan. Mereka berteriak dengan menyatakan ”hari ini
kita berhasil membalas dendam perang Khaibar” kemudian mereka menerikakan
”tumpangkan buah misy-misy di atas buah Apel, agama Muhammad telah lari
dan pergi”. Selain itu juga, Rundolf Churchil menyatakan bahwa lepasnya
al-Quds dari penguasaan Islam merupakan impian bersama umat Kristiani dan
Yahudi. Parlemen Israel telah mengeluarkan keputusan mengenai al-Quds,
yaitu sebagai kota milik bangsa Yahudi dan sekali-kali tidak boleh kembali
ke tangan umat Islam.

Lebih jauh dari itu, konflik di Timur Tengah yang disebabkan oleh Isreal
merupakan skenario Yahudi dalam menerjemahkan doktrin Talmud yang sangat
mereka yakini, bahwa negara Isreal Raya berdiri dalam batasan sungai Nil
di Mesir sampai sungai Furat di Iraq. Profesor Jamal Abd al-Hadi dan Wafa
Muhammed Rif’at dalam bukunya al-Tariq Ila Bayt al-Maqdis mengungkapkan
beberapa doktrin Talmud yang dijadikan Yahudi sebagai acuan dalam
menjustifikasikan ambisi bejat mereka, diantaranya adalah, pertama, asal
manusia selain Yahudi sama dengan asal hewan. Kedua, arwah orang Yahudi
sangat mulia di sisi Tuhan, sementara arwah manusia selain mereka adalah
arwah setan yang menyerupai ruh hewan. Ketiga, membunuh selain Yahudi
merupakan kebajikan yang akan dibalas oleh Tuhan. Jika tidak mampu
membunuh selain Yahudi secara langsung, maka wajib bagi Yahudi membuat
segala cara untuk kehancuran selain mereka. Keempat, kehidupan orang
selain Yahudi adalah milik Yahudi, begitu juga dengan harta mereka.
Kelima, perbedaan manusia dengan hewan sama seperti Yahudi dengan manusia
selain mereka.

Ada banyak teks Talmud yang diimani oleh Zionis Israel untuk menghancurkan
manusia selain mereka. Dengan demikian, ambisi Zionis tidak akan pernah
padam sebelum cita mereka terbukti nyata. Bagi kaum Zionis Isreal, segala
cara menjadi halal demi kepentingan dan keculasan mereka. Sifat kaum
Zionis Yahudi itu mewarisi sifat besar, yaitu sifat durhaka diturunkan
dari sifat saudara-saudara Yusuf (seayah berbeda ibu). Disana sudah
terpupuk bakat-bakat kelicikan, dengki, kebohongan, dan sebagainya. Walau
sifat-sifat itu sebatas potensi, bukan kemutlakan takdir.

Jadi, kebiadaban Zionis Israel saat ini di Gaza hanyalah sebagian dari
konsekuensi dari dendam sejarah. Awalnya, Bani Israil (Yahudi) hanyalah
sebuah kaum yang selalu mendapat bimbingan seorang Nabi. Namun dinamika
sejarah Yahudi yang sangat panjang melahirkan watak biadab dan tidak
berprikemanusiaan. Semua karakter buruk Yahudi tersebut seolah telah
menjadi skenario Tuhan untuk menjadi cobaan di akhir zaman.

Mungkin, kelakuan Zionis Yahudi yang terhadap rakyat Palestina merupakan rahasia
yang mulai terkuak untuk membuka mata dunia. Karena Israel selalu picik
dalam mempengaruhi opini manusia. Atau mingkin, kebiadaban Zionis Israel
sekarang ini menjadi potret dari lensa kiamat, sebagaimana isyarat baginda
Nabi dalam sabdanya, bahwa nanti di akhir zaman, ketika kiamat sudha
mendekat, akan terjadi perang antara muslim dan Yahudi. Jika benar
demikian, maka kebiadaban Zionis Israel di Gaza sekarang ini bukanlah
perilaku akhir mereka. Semua itu hanya replay sejarah dan postponed
scenario sebelum go with new aggression.
*Dosen Fakultas Syariah IAIN STS Jambi. Mahasiswa Program Doktor
University Kebangsaan Malaysia......-Generasi Perang Pikirin-....

Tidak ada komentar: